Minggu, 09 Desember 2012

Hubungan Internasional : Awal mula kajian politik-ekonomi dan organisasi internasional

Kajian politik-ekonomi internasional muncul sebagai sub-disiplin HI pada dekade 1970-an dan 1980-an bersamaan dengan bangkitnya kesadaan akan pentingnya peran perusahaan transnasional ( Transnational corporations) dalam perekonomian global. Di AS, Robert Gilpin- seorang guru besar politik dan masalah internasional di Universitas Princeton mencoba mengintegrasikan antara studi politik internasional ( yang memfokuskan pada peran kekuasaan dalam membentuk hubungan hubungan antar negara) dengan studi ekonomi internasional ( yang memfokuskan pada dinamika interaksi antara perusahaan perusahaan transnasional dan pasar global ). Di dalam bukunya U.S Power and Multinational Corporates, Gilpin menyatakan bahwa kiprah perusahaan transnasional di pasar global tidak bisa dipisahkan dari peran pemerintah AS dalam mempromosikan liberalisme dan ekonomi pasar. Sementara itu, didalam bukunya yang lain The political economy of international relations, Gilpin menyatakan bahwa dalam situasi dimana perekonomian pasar global makin terintegrasi, perdagangan makin terbuka, dan kiprahnya perusahaan transnasional yang makin nyata, maka upaya untuk memahami bagaimana Power dimanifestasikan di dalam hubungan antar bangsa para pengamat harus mengintegrasikan konsep konsep ekonomi dan ilmu politik.

Sementara itu, pada saat hampir bersamaan beberapa pakar HI mencoba untuk menghidupkan kembali perspektif " Neo-funsgionalisme ", yakni pendekatan yang mencoba untuk memfokuskan pada proses proses yang mengarah pada pengintegrasian kepentingan kepentingan antar negara yang dapat menuju pada regionalisme bahkan pembentukan kelompok kelompok supra-nasional tingkat global. Adalah Ernst Haas-guru besar hubungan internasional di Berkeley University yang mempromosikan gagasan bahwa proses integrasi dapat terjadi apabila masing masing negara dapat menyatukan kepentingan yang sama untuk mencapai tujuan bersama dengan membentuk organisasi supra-nasional pada tingkat regional maupun internasional. Tokoh neo-fungsionalis lainnya adalah Robert Keohane dan Joseph Nye. Bersama-sama mereka mencoba membalikkan pendapat Realisme yang menekankan pada independensi dan otoritas negara . Didalam tulisan bersama mereka Power and Interdependence: World Politics in Transition, Keohane dan Nye menyatakan bahwa dalam kondisi saling ketergantungan, dimana aktor aktor non-negara ikut berperan dalam politik-ekonomi global, penggunaan kekuatan militer-strategis menjadi kurang relevan karena hasil akhir sebuah " pertarungan kepentingan " adalah pengaruh ekonomi dan kontrol terhadap sumber daya dan teknologi.


Sumber : Sugeng Hadiwinata, Bob Transformasi isu dan aktor didalam studi hubungan internasional : dari realisme hingg konstruktivisme. Transformasi dalam studi Hubungan Internasional : Aktor, isu dan Metodologi. Graha ilmu, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar